Kemarin sandalku ilang lagi di masjid, ini bukan untuk kali pertamanya sandalku hilang di masjid yang sama, tapi untuk yang kedua kalinya. Merek, jenis, warna dan ukuran keduanya
sama persis, Skyway, warna putih dengan size 10. kalo dipikir-pikir sebenarnya bukan ilang atau di curi, tapi tertukar. Aku yakin yang make sandal aku waktu pergi ke masjid dari
rumahnya pasti make sandal, gak nyeker. mungkin pas dia mau pulang dia pikir sandal aku punyanya, karena memiliki warna dan size yang sama. atau ada skenario laennya, sandal dia
ilang atau tertukar sama orang laen, jadi dari pada dia pulang dengan kondisi kaki nyeker ato telanjang kaki, trus sandalkulah yang jadi sasarannya.
Trus apa yang harus aku perbuat...?
Sebenarnya pengen juga nyari penggantinya yang sepadan gitu, sandal djepit juga, bukan sepatu ato sandal bagus yang mahal. tapi kalo di pikir-pikir dosa juga neh, ada perasaan bersalah,
kasihan khan si empunya sandal kalo aku pake, dia pasti akan mencari gantinya juga seperti aku, jadi terciptalah rantai yang tak putus, lingkaran setan, dimana setiap orang yang
sandalnya ilang akan berusaha mencari gantinya. kayak kejahatan di balas kejahatan, maka gak ada abis-abisnya. jadi secara tidak langsung aku turut andil dalam sebuah lingkaran kejahatan.
Alhasil aku pulang dengan kondisi
nyeker, sebenarnya risih juga seh, soalnya sepajang jalan yang kulalui itu berdiri ruko-ruko dan di beberapa titik banyak orang jualan panganan sehingga
rame orang seliweran. jarak dari mes ke masjid gak tau pasti berapa meter tapi kalo di tempuh dengan jalan kaki kira-kira 10 menitan. lumayan hitung-hitung olah raga sekalian cuci mata,
setelah seharian duduk manis didepan komputer.
Mungkin ini nyang namanya ujian kali yaa..
gimana reaksi kita terhadap sebuah kehilangan, apakah kita menerimanya dengan lapang dada ato berkeluh kesah. Emang nilainya kecil, tak seberapa, tapi mau gimanapun juga sandal itu di peroleh dengan cara beli, dari sebuah usaha. yang pasti gak kapok untuk tetap ke masjid, percaya aja ada hikmah yang bisa di ambil dari setiap kejadian, tetap berusaha berpikiran positip.